WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode 011
Raja Rencong Dari Utara
TIGA
PADA MASA ITU DIBAGIAN UTARA Pulau Andalas terdapat satu gerombolan rampok yang sangat ganas dan ditakuti didelapan penjuru angin. Gerombolan rampok ini terdiri dari lima orang yang dipimpin oleh seorang yang bergelar Setan Cambuk. Empat orang anak buahnya masing masing Setan Pedang, Setan Pisau, Setan Rencong dan Setan Gada. Kelimanya ahli dan lihay memainkan senjata yang sesuai dengan gelar yang mereka pakai!
Dimana- mana mereka muncul pasti timbul keonaran bahkan tak jarang pula mereka menculik perempuan perempuan untuk dirusak kehormatannya lalu dibunuh! Kelima rampok rampok ganas yang berkepandaian tinggi itu menamakan kelompok mereka dengan nama "Gerombolan Setan Merah" :
Telah beberapa orang tokoh silat diutara Pulau Andalas turun tangan untuk membasmi Gerombolan Setan Merah! Tapi tokoh tokoh silat yang bermaksud suci itu terpaksa korbankan jiwa mereka sendiri karena tidak sanggup menghadapi kelima manusia jahat itu. Lagi pula untuk mencari sarang mereka bukan hal yang mudah! Konon kabarnya Gerombolan Setan Merah itu bersarang disatu rimba belantara yang sangat rapat tak tertembuysinar matahari dan hampir tak pernah dimasuki manusia, bahkan binatang buaspun ngeri diam disana karena sekali masuk kedalam rimba itu sukar untuk dapat keluar lagi!
Dunia persilatan gempar ketika Gerombolan Setan Merah bentrokan dengan seorang anak murid kias satu dari partai silat Bintang Utara. Hal ini terjadi belum lama berselang. Anak murid Partai Bintang Utara yang berkepandaian tinggi itu mula mula berhasil melukai salah seorang anggota Gerombolan Setan engkauMerah yaitu yang bergelar Setan Pisau, namun nasibnya sial. Gerombolan Setan Merah berhasil menawannya hidup hidup. Kepalanya dipenggal dan dikirimkan kepada Ketua Partai Bintang Utara. Pecahlah permusuhan dan ketika Gerombolan.Setan Merah datang mengamuk kepusat kediaman Partai Bintang Utara, tak satupun yang mereka biarkan hidup! Ketua dan Wakil Ketua Partai terbunuh! Seluruh anak murid Partai menemui ajal dan tempat kediaman Partai Bintang Utara mereka musnahkan sama rata dengan tanah!
Sejak itu nama Gerombolan Setan Merah semakin ditakuti orang diseluruh pelosok utara Pulau Andalas.
Jangankan berhadapan, mendengar namanyapun orang sudah tercekat dan ngeri!
Pada suatu malam yang gelap gulita tiada berbulan dan tiada berbintang, dipuncak sebuah bukit kelihatanlah sesosok bayangan hitam berlari sangat cepatnya.
Demikian cepatnya hingga beberapa detik kemudian bayangan itu sudah lenyap dari puncak bukit dan kini kelihatan dengan sebatnya lari menuruni lereng bukit sebelah tenggara menuju kesebuah lembah berbatu-batu.
Dipertengahan lembah, diatas sebuah batu besar bayangan ini berhenti dan memandang berkeliling.
Pandangannya tertuju pada rimba belantara hitam pekat ditelan kegelapan yang terletak di ujung lembah. Ketika dia berniat hendak menggerakkan kedua kakinya melanjutkan perjalanan menuju kerimba belantara itu mendadak telinganya menangkap suara kaki kaki manusia yang tengah berlari dikejauhan. Menurut taksirannya lebih dari tiga orang. Dengan cepat orang ini menyelinap kebalik batu besar dan bersembunyi.
Hampir setengah peminum teh kemudian, dari arah timur kelihatan lima titik hitam yang lari dengan engkaucepat memasuki lembah. Ternyata lima titik hitam ini adalah lima sosok tubuh manusia yang berpakaian merah, berikat kepala merah, berambut gondrong merah bahkan muka merekapun dicat dengan warna merah! Dan kelimanya bukan lain daripada Gerombolan Setan Merah yang saat ini tengah kembali kesarangnya didalam rimba belantara. Dua orang diantara mereka membawa sebuah buntalan. Dipertenganan lembah, tak berapa jauh dari batu besar dimana orang tadi bersembunyi, salah seorang dari kelimanya yaitu Setan Cambuk hentikan lari dan memandang berkeliling.
"Ada apa?" tanya Setan Rencong. Dia dan kawan kawannya memandang pula berkeliling. Sebagai pemimpin.
Setan Cambuk adalah paling tinggi ilmunya. Dia menjawab : "Aku mendapat firasat ada seseorang yang tengah mengintai gerak gerik kita saat ini!"
"Ah, itu hanya perasaanmu saja, Setan Cambuk!"
kata Setan Gada sambil usut usut dagunya. "Siapa manusianya yang berani berada ditempat ini? Bangsa iblis jadi jadianpun tak punya nyali berada disekitar daerah kita ini!"
Setan Cambuk masih kurang enak perasaannya.
Dia memandang lagi berkeliling sampai sepasang matanya membentur batu besar yang terletak tiga tombak jauhnya. Tangan kanannya bergerak mengeluarkan senjatanya yaitu sebuah cambuk berwarna merah! Sekali tangan itu menggerakkan hulu cambuk maka terdengarlah suara menggelegar dan byurr! Batu besar ditengah lembah hancur lebur berkeping-keping!
"Nah kau lihat sendiri Setan Cambuk!" kata Setan Gada. "Jika ada bangsa manusia yang bersembunyi dan mengintai kita dibalik batu itu tentu sudah mencelat hancur lebur tubuhnya! Ayo kita lanjutkan perjalanan!"
Sewaktu Gerombolan Setan Merah itu lenyap didalam rimba belantara, sesosok tubuh yang bertiarap hampir sama rata didekat batu besar yang tadi dihancurkan oleh Setan Cambuk, dengan cepat bangkit!
Meskipun batu dimana dia bersembunyi itu dihancurleburkan oleh cambuk namun keadaan malam yang gelap gulita ditambah dengan rumput rumput liar yang tinggi masih sanggup menyembunyikannya hingga tidak terlihat oleh Setan Cambuk dan kawan kawannya.
"Kurang ajar!" maki orang ini. "Sebentar lagi kalian akan rasakan hadiahku Setan setanMerah!". Habis berkata begitu orang ini segera berkelebat kearah lenyapnya Gerombolan Setan Merah.
Kira kira setengah jam memasuki rimba belantara yang gelap gulita itu dia menghentikan larinya dan berjalan dengan perlahan penuh waspada. Sepasang matanya demikian tajamnya hingga meski disekitarnya berada dalam kepekatan gelap gulita tapi dia masih sanggup melihat jelas sejarak lima tombak berkeliling!
Kurang dari sepeminum teh orang ini menghentikan langkahnya. Didepannya berdiri sebuah pohon yang luar biasa besarnya laksana raksasa hitam yang berdiri dengan megah dimalam buta! Ketika mendongak keatas, tertahan oleh cabang cabang pohon yang besar besar kelihatanlah sebuah pondok diatas pohon itu.
Mulai dari lantai dan dinding sampai keatap pondok ini terbuat dari rotan yang sebesar-besar pergelangan kaki berwarna kuning mengkilap. Rotan rotan itu dibuat demikian licinnya hingga jangankan manusia biasa, seekor semutpun pasti akan terpeleset dan jatuh bila engkau menginjaknya.
Pintu pondok diatas pohon besar itu kelihatan tertutup. Namun dari celah celah dinding, atap dan lantai kelihatan menyeruak sinar lampul Setelah meneliti suasana sekitarnya orang yang berada dibawah pohon lalu melompat keatas pohon dan sesaat kemudian tanpa mengeluarkan sedikit suarapun tahu tahu dia telah berada diatap pondok rotan. Seperti telah dijelaskan rotan itu sangat licin sekali hingga jangankan manusia biasa, seekor semutpun akan terpeleset jika merayap diatasnya. Tapi melihat kepada kenyataan bagaimana orang itu sanggup berdiri diatas atap pondok bahkan tanpa suara sama sekali maka jelaslah dia seorang yang berilmu sangat tinggi!
Melalui celah celah atap rotan orang itu mengintip kedalam pondok. Lima orang berpakaian merah, berambut merah dan berwajah merah duduk mengelilingi meja bukan lain dari. Gerombolan Setan Merah. Mereka sibuk menghitung kepingan kepingan uang emas dan barang barang perhiasan hasil rampokan mereka malam itu.
Tengah asyik menghitung-hitung itu Tiba tiba dengan ilmu menyusupkan suara Setan Cambuk berkata :
"Kalian bersiaplah! Ada seseorang diatas atap!"
Keempat orang itu terkejut dan segera bersiap.
Setan Cambuk mendongak keatas dan berseru lantang : "Tamu lancang! Kau telah berani datang dan mengintai! Lekas turun serahkan diri!"
Dari atas atap terdengar suara tertawa mengekeh! Tiba tiba beberapa buah rotan diatas atap menguit dan terbuka lebar. Sesosok tubuh berpakaian gelap melompat turun.
Serentak dengan itu Setan Cambuk kiblatkan senjatanya kearah sipendatartg! Setan Pisau tak ketinggalan. Sekali tangannya bergerak maka lima buah pisau melesat terbang! Lima buah pisau menancap dipakaian orang yang turun dan disaat itu pula ujung cambuk melanda membuat sasarannya hancur lebur! Tapi alangkah terkejutnya kelima orang itu melihat apa yang terjadi!
Ternyata yang mereka serang bukanlah sosok tubuh seseorang melainkan cuma sehelai pakaian dan celana panjang yang saling dikaitkan satu sama lain!
"Kurang ajar! Siapa yang berani mempermainkan Gerombolan Setan Merah?!"
Terdengar lagi suara mengekeh diatas atap. Sebuah rotan terkuit dan sebuah benda melayang kebawah!
Karena takut akan tertiup lagi, kelima manusia berwajah merah itu tak mau menyerang! Tapi ketika benda yang melayang itu menancap diatas meja dihadapan mereka maka kembali kelimanya terkejut! Benda itu ternyata adalah sebuah bendera kecil berbentuk segi tiga dengan gambar dua buah rencong bersilangan dibagian tengahnya!
"Raja Rencong Dari Utara!" seru Setan Pisau!
Setan Cambuk meskipun berada disarang sendiri dan lengkap bersama kawan kawannya namun melihat bendera kecil itu dan mengetahui siapa adanya tamu diatas atap menjadi tercekat lalu lambaikan tangannya dan sekaligus pelita diempat sudut pondokpun padamlah! Suasana gelap gulita kini dan diatas atap terdengar suara tawa bergelak.
"Gerombolan Setan Merah! Beginikah cara kalian menyambut kedatangan tamu?!"
Didalam kegelapan Gerombolan Setan Merah sudah cabut senjata masing masing. Juga dari dalam kegelapan itu terdengar suara jawaban Setan Cambuk.
"Raja Rencong! Angin apakah gerangan yang membawa kau datang ketempat kami?! Jika angin baik dipersilahkan turun dengan hormat! Jika angin engkauburuk yang membawa penyakit sebaiknya lekas tinggalkan tempat ini!"
Terdengar suara tertawa gelak gelak dari orang diatas atap yang memang Raja Rencong Dari Utara adanya.
Dari celah celah rotan atap kelihatan melesat empat buah benda bercahaya seperti kunang kunang yang masing masing menuju keempat sudut pondok dimana terletak pelita.
Sesaat kemudian keempat pelita itupun menyalalah kembali! Lima manusia bermuka merah terkejut bukan main namun mereka menyembunyikan rasa kagum masing masing.
"Lekas katakan maksud kedatanganmu!" seru Setan Cambuk pula.
"Ah, aku sudah masuk kedalam pondokmu, sungguh keterlaluan kalau kalian tuan rumah sama sekali tidak melihatnya!"
Gerombolan Setan Merah terkejut dan serempak berpaling kebelakang. Astaga! Mata mereka terbeliak besar. Tamu yang mereka sangkakan masih diatas atap tahu tahu sudah masuk kedalam pondok dan berada dibelakang mereka!
***
Next ...
Bab 4
Loc-ganesha mengucapkan Terima Kasih kepada Alm. Bastian Tito yang telah mengarang cerita silat serial Wiro Sableng. Isi dari cerita silat serial Wiro Sableng telah terdaftar pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek.Dengan Nomor: 004245


0 Response to "Raja Rencong Dari Utara Bab 3"
Posting Komentar