Raja Rencong Dari Utara Bab 4

WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito

Episode 011
Raja Rencong Dari Utara

EMPAT
SETAN PEDANG ADALAH YANG PALING lekas naik darah diantara kelima Setan Merah.
Melihat orang berani mempermainkan dirinya dan kawan kawan serta masuk kedalam pondok dengan petatang-peteteng begitu rupa marahlah dia dan segera menghunus pedang.
"Raja Rencong. Kau anggap kami ini apakah hingga tak memandang mata sedikitpun terhadap kami?!" bentak Setan Pedang. Setan Gada menepuk bahu kerabatnya itu dan berbisik : "Jangan kesusu bertindak gegabah. Bangsat ini sangat lihay".
Sementara itu Setan Cambuk maju selangkah dan berkata : "Harap segera beri tahu maksud kedatanganmu, Raja Rencong!".
Raja Rencong Dari Utara menyeringai dan rangkapkan tangan dimuka dada.
"Kedatanganku kesini adalah membawa angin baik dan juga angin buruk!"
Setan Cambuk kerenyitkan kening!
"Kami tak mengerti. Harap dijelaskan biar terang!"
Kembali Raja Rencong menyeringai dan membuka mulut : "Pertama jika kalian berlima sedia tunduk padaku dan masuk kedalam Partai Topan Utara yang bakal kuresmikan pada tanggal 1 bulan dimuka maka aku datang kesini membawa angin baik. Untuk itu kalian harus menyerahkan masing masing lima puluh keping uang mas dan pada hari peresmian berdirinya Partai Topan Utara kalian harus datang ke Bukit Toba!" Kelima Setan Merah saling berpandangan.
"Dan kalau kami menolak?" menyeletuk Setan Rencong.
"Berarti kalian sengaja menghendaki angin buruk!" jawab Raja Rencong Dari Utara. "Dan kalian terpaksa kumusnahkan dari atas bumi ini!".
Kesunyian menyeling beberapa saat lamanya.
"Bagaimana? Angin yang manakah yang kalian pilih?" terdengar Raja Rencong bertanya.
Setan Cambuk rangkapkan tangan dimuka dada dan menjawab : "Soal mendirikan partai adalah urusanmu.
Mengapa kami yang tak ada sangkut pautnya hendak dilibatkan?!"
"Kau tak layak bertanyat" bentak Raja Rencong Dari Utara.
"Kalau begitu kau juga tidak layak memaksa!"
balas membentak Setan Pedang penuh berangasan.
Raja Rencong memandang lekat lekat pada Setan Pedang lalu tertawa sedingin salju dipuncak gunung.
"Memang maksudku mendirikan Partai Topan Utara itu banyak mendapat tantangan! Tapi semua yang menantang telah tinggal nama belaka Agaknya hari ini aku berhadapan pula dengan manusia manusia keras kepala yang ingin tinggalkan nama percuma dimuka bumi ini!"
"Jangan mimpi disiang bolong sobat!" tukas Setan Pedang. "Kami bukan bangsa kacoak yang bisa dipaksa, kami bukan bangsa kroco yang bisa diperbudak siapapun! Sekalipun Raja Dari Akherat!".
Meski hatinya sepanas bara dan mukanya kelam memerah namun Raja Rencong Dari Utara masih saja tertawa seenaknya.
"Setan Cambuk! Kau sebagai pemimpin dari Gerombolan Setan Merah harap segera beri jawaban.
Mau masuk partaiku atau musnah?!"
engkau"Raja Rencong!" menyahuti Setan Cambuk.
"Didunia ini masing masing manusia berhak hidup menempuh jalannya sendiri sendiri! Mau malang, mau melintang itu adalah urusan dan kepentingannya sendiri!
Maksudmu untuk mendirikan Partai Topan Utara itu tentu saja baik. Tapi untuk masuk kedalamnya harap kau suka memberikan kelonggaran barang satu dua minggu agar kami pertimbangkan dan pikirkan!"
"Aku datang malam ini dan harus dapat jawaban malam ini juga!" kata Raja Rencong tegas.
Mendidihlah amarah Setan Cambuk.
"Barangkali kau sudah jemu hidup Raja Rencong?!"
"Kurasa demikian" menimpali Setan Pedang.
"Dari Raja Rencong diatas dunia dia hendak minta jadi Raja Neraka dialam akhirat!"
Raja Rencong Dari Utara menyeringai. Dia memandang tak berkesip pada Setan Cambuk dan berkata : "Sekali lagi aku minta jawabanmu yang tegas. Jika menolak kalian tak akan melihat matahari besok hari!"
Setan Cambuk buka kedua tangannya yang sejak tadi dirangkapkan dimuka dada. Dengan tertawa getir dia berkata : "Meski namamu ditakuti dimana-mana tapi nama Setan Merah telah lebih dulu tersohor di delapan penjuru angin! Adalah tidak sepantasnya kalau Setan Merah musti patuh pada Raja Rencong!"
"Jawabanmu sudah cukup jelas! Betul Betul kau dan kambrat kambratmu sudah jemu hidup!"
"Kami berlima kau seorang diri! Sekalipun kau punya lima kepala sepuluh tangan dan kaki, mana mungkin bisa menang?!" ejek Setan Gada.
"Sebaliknya sekalipun kalian dua kali lebih banyak dan ini jangan harap akan lolos dari lobang jarum kematian!"
"Bangsat rendah! Minggatlah ke neraka!" bentak Setan Pedang. Tak terlihat kapan dia mencabut pedangnya dan tahu tahu senjata itu sudah berkiblat didepan hidung Raja Rencong Dari Utara!
"Keparat!" damprat Raja Rencong. Sesaat sebelum pedang menyambar mukanya lima jari tangannya menjentik! Lima sinar merah kekuningar menderu dan tubuh Setan Pedang mencelat kedinding pondok dalam keadaan hangus, roboh kelantai tanpa bisa berkutik lagi! Bau daging terpanggang memenuhi pondok itu!
Kejut Setan Cambuk dan tiga Setan Merah lainnya bukan alang kepalang! Setan Pedang adalah jago nomer dua sesudah Setan Cambuk. Bagaimana dia bisa dibikin konyol dalam satu gembrakan begitu saja?!
Setan Cambuk tak menunggu lebih lama. Begitu juga tiga kawannya. Serentak mereka cabut senjata masing masing dan menerjang kedepan! Pertempuran hebat segera berkecamuk! Bertempur dalam jarak dekat begitu rupa menyukarkan bagi Setan Cambuk untuk mempergunakan senjatanya. Setelah melipat tiga lebih, dulu cambuknya baru dia menerjang membantu kawan kawannya.
Tiga jurus berlalu dengan cepat. Menyangka dalam tiga jurus itu dia dan kawan kawannya segera akan dapat membereskan lawan sebaliknya Setan Cambuk mengeluh dalam hati karena kenyataannya dia berempatlah yang kena didesak!
Tiba tiba Setan Cambuk bersuit memberi tanda.
Setan Pisau , Setan Rencong dan Setan Gada melompat pondok. Dan disaat itu terdengar suara menggelegar!
Cambuk ditangan Setan Cambuk melesat menghantam ke arah muka Raja Rencong. Dikejap yang sama lima buah pisau menderu dilemparkan Setan Pisau! Raja Rencong membentak keras hingga pondok rotan itu tergetar hebat! Kelihatan sekilas tangannya yang sebelah kiri bergerak kemudian tubuhnya lenyap.
Sekejap kemudian terdengar suara bergedebuk yang disusul suara pekik setinggi langit dan yang terakhir suara seruan tertahan!
Apa yang terjadi demikian cepatnya hingga tak sempat seorangpun dari keempat Setan Merah itu dapat melihat dengan jelas. Ketika semua itu telah terjadi barulah mereka sadar dan terkesiap!
Sewaktu diserang oleh cambuk dan lima buah pisau. Raja Rencong jatuhkan dirinya kelantai sambil mempergunakan tangan kiri menyambut bagian belakang dari ujung cambuk! Bukan saja Raja Rencong berhasil menyambut dan menangkap ujung cambuk Setan Cambuk tapi sekaligus begitu jatuhkan diri dia melewatkan lima pisau yang terbang kearahnya dan bergulingan ketempat Setan Pisau yang telah melepaskan kelima pisau itu. Saking cepatnya gerakan itu Setan Pisau sendiri tak tahu kalau dirinya diserang.
Dan Tiba tiba saja satu jotosan yang ratusan kati beratnya telah melanda dadanya! Tulang dadanya hancur! Darah membusah dimulutnya. Tubuhnya rebah kelantai!
Dilain kejap Raja Rencong melompat kekiri dan membuat tiga kali putaran. Maka tahu tahu Setan Cambuk merasakan sekujur tubuhnya telah terikat erat oleh cambuknya sendiri hingga untuk beberapa saat lamanya dia tak bisa bergerak barang sedikitpun!
Raja Rencong Dari Utara tertawa mengekeh!
Suara tawanya lenyap ditelan deru dua serangan dari samping yaitu serangan yang dilancarkan Setan Rencong dan Setan Gada! Serangan ini hebat dan ganas sekali karena dilancarkan dengan penuh amarah serta segala kelihayan yang ada! Dan hasil dari serangan itu adalah lebih hebat lagi!
Sekejap senjata kedua Setan Merah itu akan menemui sasarannya maka kelihatanlah kiblatan sinar kuning yang menyilaukan. Rencong dan gada ditangan kedua kawan Setan Cambuk itu terlepas mental.
Keduanya terhuyung-huyung dengan memegangi dada yang berlumuran darah tertusuk Rencong Emas ditangan Raja Rencong Dari Utara. Sesaat kemudian mereka merasa sekujur tubuh mereka panas dingin, jalan darah seperti terbalik dan kepala laksana mau pecah. Sewaktu lutut masing masing menjadi goyah keduanya bergelimpangan rebah, berkelojotan sejenak lalu tak bergerak lagi alias mati!
Raja Rencong Dari Utara tertawa mengekeh.
Sekali dia meniup Rencong Emas maka lenyaplah noda darah pada ujung senjata itu. Sambil memasukkan senjata sakti itu kesarungnya yang tersisip dipinggang Raja Rencong berpaling pada Setan Cambuk yang saat itu telah melupakan untuk membebaskan dirinya dari libatan cambuk karena terkesiap melihat bagaimana keempat anak buahnya satu demi satu menemui ajal ditangan Raja Rencong!
"Bagaimana?! Apakah kau masih punya nyali untuk menghadapi ku?!" tanya Raja Rencong.
Paras Setan Cambuk yang tadi sepucat kertas kini menjadi kelam merah. Sekali dia berontak maka lepaslah ikatan cambuk disekujur tubuhnya!
"Masih mau melawan?!" bentak Raja Rencong seraya siapkan ilmu pukulan kuku api ditangan kanannya. Meski darahnya mendidih, meski amarah bergejolak membakar hatinya namun pada dasarnya Setan Cambuk memang sudah tak punya nyali untuk menempur Raja Rencong. Dia sudah saksikan sendiri kehebatan Raja Rencong! Sudah saksikan pula kematian kawan kawannya. Berlima dia tak sanggup mengalahkan Raja Rencong, apalagi dengan seorang diri.
"Aku mengaku kalah", desis Setan Cambuk seraya melemparkan senjatanya.
"Mengaku kalah berarti tunduk kepadaku!"
"Aku tunduk!" kata Setan Cambuk dengan hati penasaran.
"Dan harus bersumpah untuk masuk kedalam Partai Topan Utara!"
"Aku bersumpah!" dan Setan Cambuk mengangkat tangan kanannya sebagaimana laku seorang yang tengah disumpah. Tapi Tiba tiba tangannya itu secepat kilat dipukulkan kemuka.
"Wutt!"
Selarik sinar hitam menderu kearah Raja Rencong. Kejut dan amarah Raja Rencong bukan main!
"Keparat berani menipuku!" hardik Raja Rencong.
"Bangsat! Mampuslah!" teriak Setan Cambuk seraya hantamkan tangan kanannya sekali lagi!
Tapi yang sekali ini Raja Rencong Dari Utara tidak memberi hati lagi. Lima jari tangan kanannya menjentik. Lima sinar merah kekuningan menderu dan terdengarlah pekik pemimpin Gerombolan Setan Merah itu! Riwayatnya tamat! Tubuhnya hangus kehitaman menghampar bau daging yang terpanggang!
***


Next ...
Bab 5

Loc-ganesha mengucapkan Terima Kasih kepada Alm. Bastian Tito yang telah mengarang cerita silat serial Wiro Sableng. Isi dari cerita silat serial Wiro Sableng telah terdaftar pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek.Dengan Nomor: 004245




0 Response to "Raja Rencong Dari Utara Bab 4"

Posting Komentar